Bagaimana denganmu?


Bagaimana rumahmu, tuan? masih sering kau dengar gertakan itu lagi? masihkah isak tangis yang menjadi lagu pengantar tidurmu?

bagaimana dengan sepasang bunga mataharimu, tuan? kian cantik dan kuat kah? atau semakin layu? 

bagaimana harimu yang kelabu? sudah adakah gadis cantik yang membantumu mewarnai setiap sudut ceritamu? menemanimu menelusuri jalan yang kemarin kau ceritakan padaku? bagaimana dengan mimpimu disiang bolong? sudahkah terwujud diwaktu malam?

bagaimana dengan foto lama itu? sudahkah kau bakar habis? atau justru kau simpan dengan harap ada temu disuatu hari nanti?

Aku masih menyimpan buku cerita yang kau pinjamkan, namun ku letakkan dalam kotak bernama pupus. Tak ingin aku membacanya lagi, aku tak sekuat kau

Tentang ruang itu, ruang yang telah lama kita kunci. jangan kau buka lagi. kita sudah terlalu indah untuk kembali jatuh dan terluka dalam ruang itu. terima kasih sudah menenangkan badaiku disaat badaimu kian bergemuruh. 

Aku sudah menata semuanya dengan rapih, dan kau pun begitu, bukan? 

Berbahagialah, tuan. langit favoritmu tetap akan menemanimu. kopi hitam kesukaanmu dimalam hari akan membantumu menikmati kejamnya dunia

Sudah saatnya yang sadis menjadi manis. Selamat melanjutkan perjalanan panjangmu. Jaga baik-baik cermin cantik itu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Bukan lagi) Manisku

Buku Hitam

Abu-abu