Abu-abu








Apa kabarnya bunga matahari mu, tuan?
banyak insan menanyakan perasaan kemarin
perasaan yang tidak pernah menemukan titik pengakuannya 
terkunci rapat, tanpa suara, dan tersembunyi

Akulah penjahatnya
menyamarkan warna indah itu hingga berubah menjadi abu-abu, suram, dan tak jelas
tuan muda itu pernah menawarkan warna baru
namun ragu menyerang, seolah tetap warna abu-abu yang ku lihat
dan ya, kita membisu, lagi

Senja merindukan puisi yang ku tulis 
namun kata ku, objek favorit ku tak kunjung terlihat lagi

Sampaikan pada malam, tulisan senduh ini, ku tulis dibawah langit gelapnya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Bukan lagi) Manisku

Buku Hitam