Buku Hitam
Buku hitam itu sangat misterius. hari itu ku beranikan diriku untuk membacanya dan sampailah aku pada halaman pertama. menarik, kata ku. tiap tulisannya terasa sangat lucu, menghibur, dan menghiasi malam gelap ku. tiap halamannya membuat ku betah berada dalam ruang tawa ku. kadang ku baca ketika sedang bersama senja, langit sore favorit ku. ceritanya kian seru, aku terbawa pada titik bahagia yang sejak lama ku pertanyakan. sehari saja tak membacanya membuat ku merasa tertinggal, dan aku pun sadar, aku bahagia, aku mencintai buku hitam itu.
Setahun sudah aku membacanya, tak jarang aku mengulang-ulang halaman favorit ku, halaman 111. namun suatu saat, buku itu terasa berbeda. aku merasa ada yang lain ditiap kalimatnya, tak sehangat dulu, berubah menjadi dingin hingga aku tak mampu menyentuhnya. ku kira hanya secuil dari satu halaman yang sedang ku baca tapi kian kemari kian sulit untuk ku pahami. kalimat demi kalimatnya membuat ku bingung, gusar, bertanya-tanya. aku terus berusaha mencerna kalimat itu, sekalipun harus menebak-nebak untuk memahaminya, namun aku tak mampu menyelesaikannya, tangan ku gemetar memegang buku hitam itu, ku putuskan untuk menutupnya. ku biarkan diri ini berhenti pada kalimat tanya "ada apa dengannya?"
Kini buku hitam itu masih ditempat yang sama. ditempat, dimana aku menemukannya. sedang aku, pergi jauh untuk mencari arti dari kalimat-kalimat terakhir yang ku baca. aku tak tahu apa kabarnya sekarang, sudah adakah pembaca baru? yang jauh lebih memahami kata dan kalimatnya, yang jelas aku masih mencintai buku hitam itu.
Sekian dulu cerita ku, nanti akan ku ceritakan lagi, jika aku sudah kembali membacanya.
Komentar
Posting Komentar