Postingan

Pernah Berlabuh

Sudah berapa purnama dilewati tanpa bertukar kabar, tuan? Sudah berapa cerita yang tak kau bagi untuk ku tertawakan? Sudah berapa luka yang kau terima dan tanpa aku dibelakang mu? Sudah berapa tangis yang kau sembunyikan tanpa ada tangan yang memeluk dengan hangat? Sudah berapa kali kau menulis perihal rindu? akankah sebanyak tulisan ku? Sudah berapa kali kau menghabiskan sisa fajar hanya untuk melupakan kisah yang tak sampai ini? Sudah berapa kali malam gelap membunuh mu dengan rasa yang tak kunjung selesai? Jadi, siapa yang tersiksa atas teka-teki yang terus bekecamuk? siapa yang paling merindu?  aku, aku rindu. lama tak bersua, tuan. andai tak kau pandamkan kisah yang ku jaga atau andai tak ku sembunyikan kasih yang kau beri mungkin dua insan itu sudah bersama melalui badai, serta menaklukkan mesin waktu.  aku akan terus memburu waktu juga mencumbu cemburu. walau pun kapal itu tak akan berlayar kembali, terima kasih, pernah berlabuh di dermaga yang sama 

Secangkir Kopi

Lama tak menulis tentangmu, tuan muda. kau jauh mengejar apa yang kau dambakan, melatih hati dan fisik dengan keras, kadang menjelma sebagai pujangga cinta kadang juga menjadi pemeran utama dalam mimpi. mungkin ia masih dengan rasa dan pinta yang sama, namun dia berpindah menjadi jauh untuk dilihat oleh ekor mata. oh tuan, sampai kapan kau bersembunyi dibalik rindu yang ingin sekali kau tebus. jika bukan lagi makanan manis yang kau tawarkan, bagaimana dengan secangkir kopi? bukankah itu kegemaranmu? 

(Bukan lagi) Manisku

Manisku, kita akhiri saja semua ini. Tak mampu lagi aku tertatih-tatih melewati hari yang kian dingin  Kita akhiri saja semuanya. selagi pisaumu belum menusukku terlalu dalam, selagi masih mampu aku mengumpulkan serpihan kepercayaan yang telah hancur Manisku, kita akhiri saja semuanya. pelukmu yang hangat, katamu yang menenangkan ternyata telah berpindah tangan.  Aku berusaha merawat lukamu, namun kau dengan diam-diam mencetak luka saat hampir mencapai babak yang sempurna. Ruang cinta yang kau ijinkan aku memasukinya, kau beri bom untuk menghancurkan tulusnya kasihku, juga aku yang tak pandai menyelami rumitnya kerisauanmu Oh manisku, seandainya aku adalah manusia terkuat didunia, maka biarkan aku terseok-seok menikmati tipu muslihatmu dan memberi makan egomu Manisku, kita akhiri saja semua ini. Tak perlu kau menyampaikan penyesalan pada waktu, sebab aku memilih untuk tidak melukai jiwa cantik yang kurawat bersama ketakutan.  Tak ku lumpuhkan ingatanku tentangmu, sebab ya...

Bagaimana denganmu?

Gambar
Bagaimana rumahmu, tuan? masih sering kau dengar gertakan itu lagi? masihkah isak tangis yang menjadi lagu pengantar tidurmu? bagaimana dengan sepasang bunga mataharimu, tuan? kian cantik dan kuat kah? atau semakin layu?  bagaimana harimu yang kelabu? sudah adakah gadis cantik yang membantumu mewarnai setiap sudut ceritamu? menemanimu menelusuri jalan yang kemarin kau ceritakan padaku? bagaimana dengan mimpimu disiang bolong? sudahkah terwujud diwaktu malam? bagaimana dengan foto lama itu? sudahkah kau bakar habis? atau justru kau simpan dengan harap ada temu disuatu hari nanti? Aku masih menyimpan buku cerita yang kau pinjamkan, namun ku letakkan dalam kotak bernama pupus. Tak ingin aku membacanya lagi, aku tak sekuat kau Tentang ruang itu, ruang yang telah lama kita kunci. jangan kau buka lagi. kita sudah terlalu indah untuk kembali jatuh dan terluka dalam ruang itu. terima kasih sudah menenangkan badaiku disaat badaimu kian bergemuruh.  Aku sudah menata semuanya dengan rapi...

Dilema Malam

Gambar
Langit berjudul malam kembali datang, bergantian dengan senja, dia menyapa bersama suara angin tak bertuan juga deras hujan tak diundang. ku kira dia tak mengingat waktunya.  Aku terdiam, memikirkan kalimat apa yang akanku suguhi untuk menyambut kedatangannya Aku terdiam, memikirkan cerita apa yang akanku ceritakan. bukan tidak ada, namun rangkaian kataku belum rampung untuk ku sajikan padanya. aku tak ingin jahat seperti tuan muda yang membiarkanku membaca buku yang ruwet itu .  Kau tak apa jika menunggu sedikit lagi, malam? sedangku diskusikan dengan senja, apa dia bisa merangkai semuanya seindah matahari tenggelam? Jangan redupkan dulu cahaya bulanmu, masih inginku nikmati diambang penantian ini. 

Cinta dan Lukanya

Gambar
"Cinta dan luka itu satu paket" kira-kira begitulah ucap banyak orang yang telah mahir mengenai percintaan dan telah kebal menghadapi patah hatinya. semesta tak pernah memberitahu apapun tentang cinta pada ku. ia hanya membawa seseorang yang kemudian ku sebut luka.  Mengapa cinta tak pernah berdiri sendiri? bukankah kekuatan cinta itu nyata? bukankah banyak orang berterima kasih atas nama cinta? mengapa ia selalu berdampingan bersama luka?mengapa ia selalu menghadirkan kecewa saat hampir menyentuh titik kesempurnaan ?  Mengapa cinta begitu rumit untuk diungkapkan, namun akan terlalu jahat jika hanya dipendam? mengapa cinta yang berapi-api pada akhirnya akan padam hingga abunya pun tak terlihat. mengapa banyak hal yang menjadikan cinta sebagai alasan bertahan, namun pada akhirnya cinta juga yang membuat seseorang pergi?  Beribu kalimat tanya mengenai cinta tak ada habisnya, dan tak ada satu pun jawaban yang dapat diterima oleh hati yang merasakannya.  Cinta, aku yang ...

Langit Berjudul

Gambar
Dibawah langit berjudul malam, ketika pikiran berbenturan oleh takut lalu disapa beribu kalimat "bagaimana?", seorang anak perempuan hanya mengumpulkan sisa kekuatan dan sedikit tekad yang ia miliki, ada tuju yang ingin dia capai namun gelisah serta ragu terus menggenggam tangan mungilnya itu. ingin ia campakkan saja semuanya, namun tak ada yang dapat menariknya.  ditengah lamunan ia terus mempertanyakan apakah senja akan tetap menemaninya, dalam lorong kecil sekali pun?  oh tuan, aku lupa memberi kabar bahwa gadis itu akan kian jauh untuk kau pandang, sepertinya waktu akan merenggut dan membawanya kian jauh dari temu yang kau ingin, namun coba kau tanyakan pada langit berjudul malam, ku dengar dia datang membawa banyak cerita.....